Posts

Showing posts from July, 2016

Contoh Cerpen dan Unsur Pembangunnya

 Karya : Warih Kusuma H Relakan Namaku Rena, kekasihku bernama Ray. Kita sudah menjalin hubungan hampir 2 tahun. Hari yang kita jalani bersama sangatlah rumit, tak jarang kita berselisih paham baik hal besar sampai hal sepelepun kita permasalahkan. Mungkin karena kita masih labil. Tapi karena kekuatan hati kita masing-masing, hubungan kita masih bisa dipertahankan sampai saat ini. Saatku duduk di halaman belakang, ku lihat dewi malam keluar dari balik awan. Saat itulah, ku dengar suara ketukan pintu dari luar rumah. Lalu, ku buka pintu. Kulihat Ray berdiri dengan posisi membalikkan badan. “Ray..?” panggilku mendekati Ray. Mendengar panggilanku Ray bergegas membalikkan badannya dan tersenyum kepadaku. Seketika itu, aku pun heran tak biasanya dia datang ke rumah pada saat kita sedang berselisih. “Ngapain malem-malem datang kesini? Ada apa?” tanyaku kepada Ray yang masih diam berdiri disampingku. Ray hanya terdiam, tak menjawab pertanyaanku. Seketika itu kita hanya diam

AKU MEMAKNAI ITU

Aku memaknai itu kok :’) Dari awal kamu pergi, aku sudah merasakan itu. Apa yang akan terjadi, bagaimana kedepan. Ya walaupun semu. Sebenarnya, aku benar-benar tak ingin melakukan itu. Tapi kamu mendukung dan pertanyaan yang kamu lontarkan bukan semata tipu daya. Sepanjang perjalanan itu, kamu benar-benar membuatku remuk dari segi manapun. Aku yang awalnya hanya ingin agar kamu mempertahankan dan menyuruh ku untuk memperjuangkanmu tapi tidak. Hanya saja kamu menanggapi dengan gampangnya. Sungguh, aku ingin segera memperhentikan ini. Tapi itu bener-benar terjadi. Aku sadar, kamu tak lagi mau diperjuangkan olehku dan ingin kita menjadi kamu dan aku. Aku bisa apa, kamu sudaah seperti itu. Aku harus bagaimana ? Aku tak mungkin dengan gampangnya meneteskan air mata didepanmu. Dan saat itupun aku haru pura-pura tegar. Ah ya sudah, kamu mau itu dan aku tak bisa memaksa apa-apa. Kamu sudah berbeda, aku bisa apa. Kamu memang ingin pergi dan bosan denganku mau gimana lagi. Aku tak mung