ARTI 'AYAH' UNTUKKU PUTRINYA'

"AYAH"

Arti seorang Ayah untukku, putrinya. Paastinya, tidak ada kata-kata ataupun ungkapan yang dapat menggambarkan arti itu, karena perasaan tidak semuanya dapat ditulis dengan kata-kata.
Alasanku, menulis ini untuk memperingati hari ayah seminggu yang lalu 12 November 2018.
Tahun ini, aku tak mengucapkan peringatan itu kepadanya karena aku pasti ngga akan kuat ketika dia akan menelponku. Tahun sebelumnya saat aku mengucapkan itu, aku udah berkaca-kaca dan tidak akan aku tumpahkan didepan teman-temanku.
Entah kenapa, aku merasakan getaran dahsyat. Getaran batin yang membuatku ingin menangis selalu. Aku adalah orang yang cengeng kalo udah berhubungan sama orang tua.  
Dari kecil emang aku ngga pernah jauh sama orang tua, bapak dan ibu. Walaupun siang mereka kerja, tapi sore, malem, pagi, kita selalu bareng. Sekolah pun SD-SMP-SMA masih deket. Bahkan, sampai awal aku masuk SMA aku masih dianter sama bapak tiap paginya. Bapak yang selalu berusaha agar putrinya tidak telat. Ibu yang selalu menyediakan sarapan dan bekal untukku. 
Aku beruntung, memiliki ayah seperti beliau. Selalu siap sedia. Orang yang selalu khawatir sama keadaanku dan masih sering nasihatin aku sampai aku kuliah semester 5 ini. Beliau masih terlibat dalam apapun kondisiku. Karena aku inget, selalu libatkan Allah dalam urusanmu maka disitu ada orang tuamu. Beliau sangat pekerja keras, selalu mengusahakan yang diminta anaknya.
Walaupun kadang aku merasa sebel masih suka diatur, tapi akupun sadar dan bahagia bapak masih peduli dan ingin anaknya selalu ada di jalan yang terbaik. Its OK. Apalagi semenjak aku udah keluar dari rumah buat menempuh pendidikan di Solo, aku terasa sekali untuk hidup mandiri. Aku selalu bersyukur sama Allah ketika hari-hari berikutnya aku masih bisa bernapas dalam detak jantung bapak ibuku. Aku bersyukur ketika Allah selalu memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Mungkin, banyak diluar sana yang mereka ingin dipedulikan orang tuanya dan rindu dengan bapaknya yang telah tiada. 
Menjadi anak rantau memang memberikan pengalaman lebih, tetapi rindu menjadi tertahan tak tersampaikan. Akupun selalu berusaha untuk selalu pulang disetiap semesterku, aku ngga pengin dibilang sibuk dan udah krasan di tempat baruku. Walaupun memang aku punya kegiatan. Aku paling ngga suka melihat orang tuaku sedih, dan ya aku selalu ingin mengabulkan harapannya sedikit demi sedikit. Aku sebagai dianggap anak pertama, aku sadar besar harapan mereka padaku. Bapak adalah orang kuat dan laki - laki terbaik yang dikasih Allah masih sampai saat ini. But, ternyata beliaupun dapat sedih ketika putrinya tak bisa pulang. Ayah yang selalu mengantarkan ku ke stasiun hingga aku naik kereta dan selalu mendoakanku dulu sebelum aku check in. Hanya setelah kuliah, bapak mencium pipi kanan kiri ku saat aku pulang dan berangkat. Yang selalu memanjakanku ketika pulang ke rumah. Yang selalu ngajarin aku banyak hal yang bernilai positif, termasuk laki-laki yang dia harapkan kelak bersamaku. Padahal, aku tidak pernah menceritakan laki-laki siapapun kepadanya, aku hanya bercerita kepada Ibu. 
Aku bersyukur berkali-kali lipat, melihat bapak masih sehat. Orang yang paling selalu ingin mengantarkanku kemana-mana termasuk ke rumah temen. Selalu khawatir kalau aku pulang tidak pada jamnya. Dia merasa memiliki tanggung jawab untuk membesarkanku. Selalu menungu aku pulang jam berapapun. Berkali-kali nasihat yang keluar dari mulutnya masih sangat jelas dan harus selalu aku realisasikan.
"Jadilah anak yang rendah hati, ringan tangan, rendah diri, mengalah, sabar, dan lakukan semua itu karena Allah dan sebagai pembelajaran kamu. Yang akur sama temen. Semoga cepat selesai, kembali ke rumah dan menemani tua bapak sama ibu. Yang kuat, walaupun jauh tapi semoga dihatimu selalu ada kami dan Allah semoga selalu menjagamu, dan lainyaaaaaaaaaaaaaaaaa yang tidak dapat aku uraikan dalam rangkaian kata-kata."

Terimakasih Ayah,
Putrimu.


Comments

Popular posts from this blog

8 Wanita Mirip Barbie

Profil Negara Maju di Dunia

PROFIL STANZA BOY BAND