COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI


STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

UNTUK ILMU EKONOMI

Image result for uns

Disusun Guna Memenuhi Tugas Strategi Pembelajaran Ekonomi
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Soetarno Joyoatmojo, M. Pd

Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
Nama Anggota:

Noviana Dwi Saputri                 (K7616049)
Rosydah Nirasani                       (K7616059)
Sekar Kinanthi                           (K7616061)
Wahyu Eko Saputro                   (K7616067)
Warih Kusuma Hastuti              (K7616069)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017


KATA PENGANTAR


Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan kenikmatan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Strategi Pembelajaran Ekonomi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah yang kami susun ini berjudul “Strategi Pembelajaran Kooperatif Untuk Ilmu Ekonomi.”
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis telah mendapat bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1.    Prof. Dr. Soetarno Joyoatmojo, M. Pd selaku dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran Ekonomi yang telah memberikan tugas mengenai makalah ini sehingga pengetahuan penulis dalam penulisan makalah semakin bertambah dan hal itu sangat bermanfaat bagi penyusunan  skripsi kami di kemudian hari.
2.    Pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah turut membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini selanjutnya. Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini mampu menambah informasi serta wawasan bagi kita semua.

Surakarta, 15 November 2017


Penulis


DAFTAR ISI

Halaman


BAB I

PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang


Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang berfokus kepada keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran. Siswa diposisikan sebagai individu yang harus dikembangkan potensinya. Upaya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa dapat dilakukan dengan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan adalah Strategi Pembelajaran Kooperatif.
Model pembelajaran yang digunakan guru sangat berpengaruh dalam menciptakan situasi belajar yang benar-benar menyenangkan dan mendukung kelancaran proses belajar mengajar, serta sangat membantu dalam pencapaian prestasi belajar yang memuaskan.
Banyaknya tawaran metode pembelajaran yang beredar kini membuat guru sulit menentukan metode pembelajaran seperti apakah yang layak diimplementasikan dalam pembelajarannya. Seperti dalam makalah ini yang akan membahas tentang strategi pembelajaran kooperatif, di dalam pembelajaran kooperatif ini akan menggunakan metode Numbered Head Together.
Pembelajaran Kooperatif muncul karena adanya perkembangan dalam sistem pembelajaran yang ada. Strategi Pembelajaran Kooperatif adalah strategi pembelajaran yang bertumpu kepada pengembangan kemampuan berpikir siswa yang menekankan pada kerja sama kelompok. Siswa didorong untuk berpartisipasi dalam kelompok-kelompok kecil sebagai tempat mengembangkan pengetahuan ilmiahnya.

B.     Rumusan Masalah


1.      Apa yang dimaksud dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)?
2.      Apa saja karakteristik dan prinsip dari Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)?
3.      Bagaimana tahapan-tahapan pelaksanaan Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) dengan metode numbered head together?
4.      Apa saja kelebihan dan kekurangan Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)?

C.    Tujuan Penulisan


1.      Mengetahui pengertian dari Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK).
2.      Mengetahui berbagai karakteristik dari Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK).
3.      Mengetahui langkah-langkah pelaksanaan Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) dengan metode numbered head together.
4.      Mengetahui apa saja keunggulan dan kelemahan dari Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK).

BAB II

PEMBAHASAN


A.    Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)


Strategi Pembelajaran Kooperatif Menurut Depdiknas (2003:5) “Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar”
Suprijono (2012: 54) menyatakan bahwa:
Pembelajaran Kooperatif adalah konsep yang lebih meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
Suradi (2002: 36) menyatakan:
Pembelajaran Kooperatif adalah suatu model pengajaran yang jangkauannya melampaui (tidak hanya) membantu siswa belajar keterampilan semata, namun juga melatih siswa dalam tujuan hubungan sosial, sehingga pembelajaran kooperatif membuat siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikan konsep-konsep tersebut dengan temannya.
Sedangkan Slavin dalam Isjoni (2011:15) menyatakan “In cooperative learning methods, students work together in four member teams to master material initially presented by the teacher”. Ini berarti bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik lebih bergairah dalam belajar. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan”.
Sanjaya (2009: 341) menyatakan ada empat unsur penting dalam SPK, yaitu: (1) adanya peserta dalam kelompok; (2) adanya aturan kelompok; (3) adanya upaya belajar setiap anggota kelompok; dan (4) adanya tujuan yang harus dicapai.
Upaya belajar adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuannya yang telah dimiliki maupun meningkatkan kemampuan baru, baik kemampuan dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dalam SPK aktivitas siswa tersebut dilakukan melalui kegiatan kelompok, sehingga antar siswa dapat saling membelajarkan melalui tukar piker, pengalaman, maupun gagasan-gagasan.
Siswa yang masuk dalam kelompok-kelompok kecil memiliki latar belakang kehidupan (ras, agama, jenis kelamin, agama, atau suku) yang berbeda atau heterogen. Hal ini mendorong siswa untuk saling melengkapi satu sama lain dan bisa bertukar pikiran untuk pengalaman baru.
Strategi Pembelajaran Kooperatif bisa digunakan saat:
·         Guru menekankan pentingnya usaha kolektif disamping usaha individual dalam belajar.
·         Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar saja) untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar.
·         Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya, dan belajar dari bantuan orang lain.
·         Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa sebagai bagian dari isi kurikulum.
·         Jika guru menghendaki meningkatnya motivasi siswa dan menambah tingkat partisipasi mereka.
·         Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan.
Dari banyaknya metode yang dapat digunakan dalam strategi pembelajaran kooperatif kita menggunakan metode Numbered Head Together (NHT). Menurut Hamdani (2011: 89) menjelaskan bahwa Numbered head together adalah metode belajar mengajar dengan cara memberikan nomor kepada siswa dan dibuat sebuah kelompok yang nantinya guru memanggil nomor siswa secara acak.
Menurut Kagan, dkk dalam Ibrahim (2000: 25) strategi pembelajaran kooperatif dengan metode Numbered Head Together adalah sebuah model pembelajaran yang dilandasi oleh teori belajar konstruktivisme dan merupakan pendekatan struktural pembelajaran kooperatif.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagan dalam Ibrahim (2000:29) yaitu:
a.       Pembentukan kelompok
b.      Diskusi masalah
c.       Tukar jawaban antar kelompok

B.     Karakteristik dan Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif


1.      Karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif
Sanjaya (2006: 242) menyebutkan ada 4 karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif yaitu sebagai berikut:
a.       Pembelajaran Secara Tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa untuk belajar. Semua anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim. Setiap kelompok harus heterogen, hal ini dimaksudkan agar setiap anggota kelompok dapat saling memberi dan menerima pengalaman sehingga diharapkan setiap anggota dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok.
b.      Didasarkan pada Menejemen Koopratif.
Manajemen kooperatif mempunyai empat fungsi pokok, fungsi tersebut meliputi fungsi perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan dan fungsi kontrol. Fungsi perencanaan pada pembelajaran kooperatif menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan secara efektif.
Fungsi organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah bekerjasama antar setiap anggota kelompok, oleh karena itu perlu diatur tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok. Fungsi pelaksanaan menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, melalui langkah-langkah pembelajaran yang telah ditentukan. Fungsi kontrol menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.
c.       Kemauan untuk bekerjasama.
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh karena itu, prinsip kerjasama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu. Misalnya, siswa yang pintar perlu membantu siswa yang kurang pintar.
d.      Keterampilan bekerjasama
Kemauan untuk bekerjasama dalam kelompok kemudian dipraktikan melalui aktifitas dan kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berintraksi dan berkomunikasi dengan anggota tim. Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berintraksi dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan pendapat, dan memberikan konstribusi kepada keberhasilan kelompok.

2.      Prinsip-Prinsi Pembelajaran Kooperatif
Sanjanya (2006: 246-247) menyabutkan ada empat prinsip pembelajaran kooperatif, penjelasannya adalah sebagai berikut:
a.    Prinsip Ketergantungan Positif (Positive Interdependence)
Dalam pembelajaran kelompok, keberhasilan suatau penyelesaian tugas sangat tergantung kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu disadari oleh anggota setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian tugas kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota. Dengan demikian semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan. Untuk terciptanya kelompok kerja yang effektif, setiap anggota kelompok harus membagi tugas sesuai dengan tujuan yang akan dicapai kelompoknya. Tugas yang dibagikan harus sesuai dengan kemampuan anggotanya. Sebab tugas kelompok tidak mungkin selesai apabila masing-masing anggota tidak mampu mengerjakannya.
b.    Tanggung Jawab Perseorangan (Individual Accountability)
Prinsip ini merupakan konsekuensi dari prinsip pertama. Oleh karena itu keberhasilaan kelompok tergantung pada setiap anggotanya,  maka setiap anggota kelompok harusmemiliki tanggung jawab sesuai dengan tuagsnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda, akan tetapi penilaian kelompok harus sama.
c.    Interaksi Tatap Muka (Face to Face)
Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setianp anggota kelompok untu bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga pada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing. Kolompok belajar kooperatif yang dibentuk secara heterogen atau memiliki latar belakang yang berbeda, akan menjadi modal utama dalam proses saling memperkaya antar anggota kelompok.
d.   Partisipasi dan Komunikasi (Participation Communication)
Pembelajaran kooperatif melatih peserta didik untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan di masyarakat kelak. Oleh karena itu, sebelum melakukan pembelajaran kooperatif, guru perlu memberikan bekal kemampuan berkomunikasi pada peserta didiknya. Tidak setiap siswa memiliki kemampuan berkomunikasi, misalnya kemampuan mendengarkan dan kemampuan berbicara, padahal keberhasilan kelompok ditentukan partisipasi setiap anggotanya. Contoh kemampuan berkomunikasi yang dapat diberikan oleh guru adalah dengan meminta peserta didik untuk menyatakan ketidak setujuan atau dengan menyanggah pendapat, maka peserta didik akan belajar bagaimana memberikan alasan yang disampaikan dengan baik, sopan, tidak menyakiti perasaan orang lain, dan tidak memojokkan orang lain.
Ketrampilan komunikasi tidak didapatkan dalam waktu singkat. Oleh sebab itu guru harus terus menerus melatih peserta didiknya agar setiap peserta didik memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
Sedikit berbeda dengan Roger dan David dalam Suprijono (2009: 58) yang mengatakan untuk mencapai hasil yang maksimal, lima prinsip/ unsur dalam model pembelajaran kooperatif harus diterapkan, yaitu sebagai berikut:
a.    Positive Interdependence (Saling Ketergantungan Positif)
Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.
b.    Personal Responsibility (Tanggung Jawab Perseorangan)
Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi yang kuat. Tanggungjawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang sama.
c.    Face to face promotive interaction (interaksi promotif)
Unsur ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri–ciri interaksi promotif adalah saling membantu secara efektif dan 14 efisien, saling memberikan informasi dan sarana yang diperlukan, memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien, saling mengingatkan, saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap masalah yang dihadapi, saling percaya, dan saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.
d.   Interpersonal skill (komunikasi antaranggota)
Untuk mengkoordinasikan kegiatan siswa dalam pencapaian tujuan siswa harus adalah saling mengenal dan mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, saling menerima dan saling mendukung, serta mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.
e.    Group processing (pemrosesan kelompok)
Pemrosesan mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Siapa di antara anggota kelompok yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu. Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok. Ada dua tingkat pemrosesan yaitu kelompok kecil dan kelas secara keseluruhan.


C.    Prosedur Pembelajaran Kooperatif


Menurut Sanjaya (2006: 248-249) menjelaskan bahwa prosedur pembelajaran kooperatif memiliki empat tahap yaitu:
1.      Penjelasan Materi
Tahap untuk menyampaikan pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa terhadap materi pokok pelajaran. Guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok (tim). Guru dapat menggunakan metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan menggunakan media agar menarik.
2.        Belajar dalam Kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum pokok-pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokkan dalam pembelajaran kooperatif bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik perbedaan gender, latar belakang agama, social-ekonomi, dan etnik, serta perbedaan kemampuan akademik.
3.        Penilaian
Penilaian dapat dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa, dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama dalam kelompoknya.
4.      Pengakuan Tim
Pengakuan tim (team recognition) adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian penghargaan tersebut diharapakan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membengkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.
Menurut Soetijpto (2010:102) pembelajaran model NHT memuat langkah-langkah sebagai berikut:
1.      Numbering (penomoran)
Dalam setiap kelompok, siswa menghitung dengan jumlah siswa dalam kelompok. Jika Anda memiliki enam kelompok siswa, siswa menghitung 1-6. Mereka ini dalam urutan apapun yang mereka pilih. Jika ada grup dengan hanya lima siswa di dalamnya, salah satu siswa akan memiliki dua nomor.
2.      Questioning (mengajukan pertanyaan)
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa disini berupa lembar masalah yang berhubungan dengan  pokok bahasan. Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik sampai pada hal yang bersifat umum.
3.      Heads Together (berpikir bersama)
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut.
4.      Answering (menjawab)
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Kemudian guru bertanya kepada siswa yang bernomor sama pada kelompok lain untuk menanggapi tersebut.

Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head Together) dalam pembelajaran Ekonomi
Kelas/Semester                 : X/ II
Mata Pelajaran                 : Ekonomi
Materi/Topik                    : Manajemen
Alokasi Waktu                 : 3 x 45 menit
Kompetensi Inti               :
1.      Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.      Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif danmenunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.      Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4.      Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak  terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampumenggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar       :
  1. Mendeskripsikan konsep manajemen
  2. Menyajikan konsep manajemen

Tujuan                         :
  1. Siswa mampu menjelaskan pengertian manajemen dan manajer
2.      Siswa mampu menjelaskan teori manajemen
  1. Siswa mampu menjelaskan unsur dan prinsip manajemen
  2. Siswa mampu menjelaskan fungsi-fungsi manajemen
  3. Siswa mampu mengidentifikasi bidang-bidang manajemen

Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
Alokasi Waktu
Pendahuluan
a.       Guru mengucapkan salam.
“Selamat pagi anak-anak! Assalamualaikum Wr. Wb........”
Siswa menjawab, “Pagi bu, waalaikumsalam Wr. Wb............”
b.      Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.
“Untuk memulai kegiatan pembelajaran hari ini, kita berdoa terlebih dahulu. Silakan ketua kelas untuk memimpin doa!” instruksi guru.
“Berdoa mulai......Selesai!” Ucap Ketua Kelas.
c.       Guru mengabsen siswa dan menanyakan kabar siswa.
“Bagaimana kabar kalian hari ini? Siapa yang tidak masuk hari ini?” Tanya guru.
“Alhamdulillah luar biasa baik... Nihil bu”. Jawab siswa serempak.
d.      Guru mengondisikan kelas ke dalam situasi belajar.
“Ayo anak anak-anak sebelum di mulai pelajarannya tolong sampah yang ada di bawah kalian di buang dulu dan kursinya dirapikan!” Instruksi guru.
e.       Guru menyuruh siswa untuk menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan seperti buku pelajaran dan alat tulis.
“Silakan keluarkan bukunya, dibuka halaman 120 dan siapkan alat tulis kalian yaa!” Seru Guru.
f.       Guru menyampaikan topik, tujuan, dan hasil pembelajaran yang diharapkan setelah mempelajari materi Manajemen.
g.      Guru membuka pembelajaran dengan hal-hal yang berkaitan dengan materi dan dapat menarik perhatian peserta didik untuk belajar.
Guru berkata, “Untuk mengatur kegiatan kita sehari-hari dalam sebuah jadwal tidaklah mudah. Banyak tantangan dan hambatan yang tidak diduga sebelumnya menyebabkan kita selalu menyimpang dari jadwal yang telah kita tetapkan. Begitu juga halnya ketiak kita mengelola sebuah bisnis Jika tidak mempunyai pengetahuan yang cukup berkaitan dengan manajemen, seorang manajer pasti mengalami kerepotan”.
h.      Guru memotivasi siswa
Guru berkata, “Pemahaman akan konsep manajemen akan menjadi dasar pengetahuan bagi kalian nantinya dalam mengatur kehidupannya sehari-hari, baik dari aspek keuangan maupun kegiatan belajar. Untuk itu maka pengetahuan manajemen bagi kita sangatlah penting”.
7 menit
Inti
a.       Tahap-1 (Penjelasan Materi)
Setelah guru memotivasi siswa guru menjelaskan sedikit gambaran umum dari manajemen itu sendiri. Guru bertanya, “Anak-anak apakah kalian tau manajemen itu?”
Siswa bernama Yuni menjawab, “Manajemen adalah proses mengatur bu.”
Guru berkata lagi, “Apakah ada yang bisa membantu menjawab?”
Siswa diam. Kemudian guru menjelaskan kembali, “Ya, manajemen adalah sebuah ilmu dan seni yang di dalamnya terdapat perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan pengunaan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya. Dalam manajemen terdapat sebuah fungsi-fungsi yang harus dijalankan agar tujuan tersebut dapat tercapai. Nah, dalam manajemen itu sendiri memiliki tingkatan mulai dari top, middle hingga low. Selain itu, dalam menjalankan tugas dan kegiatannya juga perlu memegang prinsip manajemen dan adanya penunjang unsurnya yang perlu dipersiapkan dengan matang dalam masing-masing bidang.”
b.      Tahap-2 (Belajar dalam Kelompok)
1)   Numbering (penomoran)
Siswa dalam kelas bejumlah 25 orang. Guru membagi siswa dalam 5 kelompok secara acak yang memiliki 5 anggota dalam tiap kelompok. Kemudian guru menyuruh siswa duduk sesuai dengan kelompoknya. “Adakah yang belum mendapatkan kelompok? Ya sekarang silakan duduk dengan kelompoknya masing-masing”.
Kemudian guru menyuruh dalam setiap kelompok, siswa menghitung dengan jumlah siswa dalam kelompok. Karena dalam kelompok ada 5 orang jadi setiap kelompok memiliki lima nomor masing-masing anggotanya.
“Sudah berkumpul semua dengan kelomponya? Silakan masing-masing anggotanya berhitung.”
Kelompok 1-5 berhitung bersama, “1..2..3..4..5..” Kemudian guru membagikan kertas bulat-bulat yang berisi nomor 1-5 berjumlah 25 kepada masing-masing kelompok.
2.      Questioning (mengajukan pertanyaan)
Setelah masing-masing siswa mendapatkan nomor guru mengajukan lima pertanyaan kepada siswa untuk dijawab. Lima pertanyaan tersebut dijawab oleh siswa dalam kelompok sesuai nomer yang tadi sudah dibagikan.
“Anak-anak saya bacakan pertanyaannya tolong dikerjakan secara berkelompok tetapi masing-masing anggota mengerjakan sesuai nomornya masing-masing.”
Pertanyaan:
a)      Apa yang dimaksud dengan manajemen dan manajer?
b)      Jelaskan teori-teori dalam manajemen!
c)      Jelaskan unsur-unsur dan prinsip dalam manajemen!
d)     Jelaskan fungsi yang ada dalam manajemen!
e)      Apa saja bidang-bidang dalam manajemen itu?
3)      Heads Together (berpikir bersama)
Setelah guru memberi pertanyaan, setiap anggota dalam kelompok mengerjakan pertanyaan sesuai dengan bagian nomornya masing-masing dengan sumber dari buku ataupun internet. Lalu siswa dalam satu kelompok menyatukan pendapat dan jawabannya terhadap masing-masing soal yang dikerjakannya serta menjelaskan kepada kelompoknya jawaban yang ia berikan agar anggota dalam kelompoknya memahami dan tahu betul jawaban soal tersebut.
3)      Answering (menjawab)
Setelah siswa diberikan kesempatan berdiskusi, guru kemudian menyuruh siswa untuk tenang dan mendiskusikan hasil jawaban dengan kelompok lain mengikuti instruksi dari guru.
“Saya rasa waktu untuk berdiskusi cukup, sekarang tidak ada yang berdiskusi lagi ya. Sekarang kita berdiskusi lagi untuk membahas masing-masing jawaban dari soal tadi.”
Guru memanggil suatu nomor tertentu, “Saya panggil nomor 4 siapa yang kebagian nomor 4?” Kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya.
“Silakan nomor 4 dari kelompok 2 menjawab pertanyaannya di depan kelas.” Siswa bernama Indri yang mendapat nomer 4 dari  kelompok 2 maju ke depan kelas untuk memaparkan jawabannya kepada teman-temannya, “Fungsi dalam manajemen yaitu ada 4: (1) Perencanaaan yaitu menetapkan tujuan, visi, dan misi yang akan dicapai perusahaan (2) pelaksanaan yaitu kegiatan atau penjabaran aktivitas dari tujuan yang ditetapkan (3) pengoordinasian yaitu mengarahkan untuk meningkatkan keefektivitasan serta efisiensi kerja yang optimal (4) pengawasan yaitu menilai apakah pekerjaan yang dilaksanakan oleh SDM yang tersedia telah meraih obyek atau belum.”
“Bagaimana kelompok lain apakah jawaban dari Indri sudah benar?” tanya guru. “Silakan nomor 4 dari kelompok 5 menanggapi jawaban tersebut.” Lanjut guru.
Soni yang merupakan nomor 4 dari kelompok 5 menanggapi jawaban kelompok 2, “Menurut saya fungsi dalam manajemen ada 5 yaitu (1) perencanaan yang merupakan langkah awal dalam sebuah organisasi berupa penetapan tujuan yang ingin dicapai (2) pengorganisasian yaitu membagi tugas anggotaya sesuai bidang keahlian agar efisien dan efektif (3) pengoordinasian yaitu memberi arahan kepada anggota terhadp tugas yang harus dikerjakan (4) pelaksanaan yaitu realisasi dari tujuan yang ingin dicapai berupa aktiviatas (5) penilaian yaitu melakukan evaluasi terhadap kinerja yang telah dilakukan”.
Guru berkata, “Ya, terimakasih Soni atas tanggapannya, silakan kelompok 4 jika ingin menanggapi.”
Nunik yang merupakan anggota nomor 4 dari kelompok 4 menanggapi jawaban yang sudah disampaikan, “Menurut saya dan teman-teman bahwa fungsi dalam sebuah manajemen yaitu POAC yang artinya (1) Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber daya yang dimiliki atau menetapkan tujuan dan cara mencapainya (2) Pengorganisasian yaitu pengaturan sumber daya perusahaan baik sumer daya manusia maupun sumber daya lainnya misalnya pembagian tugas dan pembentukan stuktur otganisasi (3) pelaksanaan yaitu pengoptimalisasian sumber daya manusia untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing (4) Pengawasan yaitu melihat apakah rencana dilaksanakan sesuai tujuan dan apakah pelaksanaan sesuai tujuan yang ditetapkan.
“Terimakasih nunik, bagaimana siswa yang lain apakah sudah jelas?” tanya Guru kepada semua siswa. “Selanjutnya mungkin dari kelompok 1 jika ingin menanggapi”. Lanjut guru.
“Jawaban saya sama bu intinya dengan kelompok 4 yaitu bahwa fungsi Manajemen ada POAC yaitu planning, organizing, actuating,controlling.”
“Oke, bagaimana jawaban dari kelompok 1?” sambung Guru.
Nanda memaparkan jawabannya yang merupakan anggota nomer 4 kelompok 1, “Kalau menurut kelompok kami fungsi manajemen ada 6 yaitu (1) Perencanaan adalah sesuatu yang akan direncanakan tentang apa yang akan dicapai. Perencanaan merupakan persiapan untuk pelaksanaan suatu tujuan, berupa rumusan-rumusan tentang apa dan bagaimana suatu pekerjaan dapat dilaksanakan. (2) Pengorganisasian merupakan proses pembagian kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta mengoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi. (3) Pengisian jabatan adalah kegiatan untuk memperoleh karyawan secara efektif dan efisien yang akan mengisi jabatan-jabatan kosong di organisasi perusahaan. (4) Penggerakan adalah menempatkan semua anggota pada kelompok agar bekerja secara sadar untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan dan pola organisasi. (5) Pengarahan yaitu memberikan arahan agar seluruh tim dan sumber daya yang ada dapat bekerja untuk mencapai tujuan bersama. (6) Pengendalian adalah salah satu fungsi manajerial seperti perencanaan pengorganisasian, pengaturan staff, dan mengarahkan.”
“Ya terimakasih atas jawaban yang sudah diberikan oleh masing-masing kelompok. Jawaban kalian semua benar, tetapi fungsi utama dalam manajemen itu hanya ada 4 yaitu POAC (planning, organizing, actuating, controlling) seperti yang dijelaskan kelompok 1 dan 4 serta semua kelompok juga saya rasa sudah menerapkan fungsi tersebut.” Guru memberikan tanggapan atas semua jawaban yang sudah diberikan semua kelompok terhadap nomor 4.
Begitu seterusnya hingga semua soal terjawab guru meminta masing-masing siswa sesuai nomor untuk mengemukakan jawaban dan tanggapan atas pertanyaan yang diberikan.
c.       Tahap-3 (Penilaian)
Setelah diskusi dan pembahasan soal selesai guru meminta siswa untuk memasukkan semua bukunya karena guru akan melakukan penilaian individu kepada siswa untuk mengetahui pemahamannya. Soalnya sama seperti yang diberikan tadi.
“Silakan semuanya kembali ke tempat masing-masing buku ditutup tolong soal yang tadi dikerjakan kembali dalam waktu 25 menit dan nanti dikumpulkan.” Instruksi dari guru.
25 menit kemudian, “Silakan dikumpulkan waktu sudah habis”. Semua siswa mengumpulkan jawaban ke depan.
d.      Tahap-4 (Pengakuan Tim)
Setelah selesai, guru mengumumkan kelompok yang memiliki jawaban hampir semua benar dan jawabannya lengkap.
“Silakan duduk dan tenang ditempatnya masing-masing, berdasarkan diskusi yang sudah berjalan saya akan memberikan hadiah kepada kelompok yang memiliki jawaban lengkap, jelas dan tepat. Kira-kira kalian tau kelompok siapa yang akan mendapat hadiah?” ucap Guru. Siswa menunjukkan ekspresinya masing-masing untuk mendengar pengumuman dari guru. Ada yang menjawab kelompok 1, kelompok 2, dan lainnya.
“Selamat untuk kelompok 4 silakan semua anggotanya maju ini ada hadiah buat kalian. Untuk yang lain jangan berkecil hati tetap semangat dan buat yang mendapat hadiah selalu tingkatkan juga belajarnya.” Ucap Guru sambil memberikan bingkisan hadiah yang sudah disiapkan kepada kelompok 4 semua siswa memberikan tepuk tangan.
123 menit
Penutup
Guru mengakhiri pembelajaran.
“Saya kira cukup sekian pembelajaran pada hari ini, Assalamualaikum Wr. Wb....” Kata guru yang kemudian meninggalkan kelas.
“Waalaikumsalam Wr. Wb...” ucap semua siswa menjawab salam.
5 menit

D.    Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Kooperatif


Setiap strategi pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Demikian pula dengan kelebihan dan kekurangan pada strategi pembelajaran kooperatif. Menurut Suprihatiningrum (2013: 201-202) kelebihan-dan kekurangan ataupun kesulitan dari strategi pembelajaran kooperatif adalah:
1.      Kelebihan
a.       Peserta didik lebih memperoleh kesempatan dalam hal menigkatkan hubungan kerja sama antar teman.
b.      Peserta didik lebih memperoleh kesempatan untuk mengembangkan aktivitas, kreativitas, kemandirian, sikap kritis, sikap dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
c.       Guru tidak perlu mengajarkan seluruh pengetahuan kepada peserta didik, cukup konsep-konsep pokok karena deangan belajar secara kooperatif peserta didik dapat melengkapi sendiri.
2.      Kekurangan
a.       Memerlukan alokasi waktu yang relatif lebih banyak, terutama jika belum terbiasa.
b.      Membutuhkan persiapan yang lebih terprogram dan sistemik.
c.       Jika peserta didik belum terbiasa dan menguasai belajar kooperatif, pencapaian hasil belajar tidak akan maksimal.
3.      Kesulitan
Pembelajaran kooperatif memiliki kendala-kendala dalam penerapannya. Diantara kendala atau kesulitan tersebut adalah
a.       Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum.
b.      Membutuhkan waktu yang lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
c.       Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan atau menggunakan pembelajaran kooperatif.
d.      Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.
Menurut Sanjaya (2006: 247-249) kelebihan dan kekurangan dari strategi pembelajaran kooperatif adalah
1.      Kelebihan
a.       Melalui SPK siswa tidak menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagi sumber dan belajar dari siswa yang lain.
b.      SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
c.       SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
d.      SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
e.       SPK merupakan strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan me-manage waktu dan sikap positif terhadap sekolah.
f.       Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab kelompoknya.
g.      SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
h.      Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang.
2.      Kekurangan
a.       Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK membutuhkan waktu yang lama. Contohnya, siswa yang dianggap memiliki kelebihan akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok.
b.      Ciri utama dari SPK adalah bahwa setiap saling membelajarkan. Oleh karena itu jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pembelajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang harus dipelajari dan dipahami tidak dicapai oleh siswa.
c.       Penilaian yang diberikan dalam SPK kepada hasil kerja kelompok, namun guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau presentasi yang diharapkan sebanarnya adalah hasil atau presentasi setiap individu siswa.
d.      Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan ini tidak mungkin dicapai hanya dengan satu kali atau sekali-kali penerapan strategi ini.
e.       Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam kehidupan yang  hanya didasarkan kepada kemampuan secara individu.

Selain kelebihan dan kekurangan Strategi Pembelajaran Kooperatif juga ada kelebihan dan kekurangan dari metode pembelajaran Numbered Head Together. Menurut Hamdani (2011: 90) kelebihan dan kekurangan metode Numbered Heads Together adalah:
1.      Kelebihan
a.       Setiap siswa menjadi siap semua.
b.      Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
c.       Siswa yang pandai dapat mengatasi siswa yang kurang pandai.
2.      Kekurangan
a.       Kemungkinan nomor yang dipanggil, akan dipanggil lagi oleh guru.
b.      Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.

BAB III

PENUTUP


A.    Kesimpulan


          Strategi pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran efektif dengan cara membentuk kelompok-kelompok tertentu dari peserta didik untuk saling berinteraksi, bekerja sama dan bertukar pikiran dalam proses belajar. SPK memiliki karakteristik, yaitu:`1. Pembelajaran secara tim 2. Didasarkan pada manajemen kooperatif 3. Kemauan untuk bekerja sama 4. Keterampilan bekerja sama.
            Strategi ini memiliki prinsip-prinsip, yaitu prinsip ketergantungan positif (positive interdependence), tanggung jawab perseorangan (individual accountability), interaksi tatap muka (face to face promotion interaction) dan partisipasi dan komunikasi (participation communication).
            Strategi pembelajaran kooperatif memiliki berbagai model atau tipe seperti model atau tipe Numbered Heads Together (NHT). NHT merupakan metode dengan cara belajar setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa. NHT memiliki langkah-langkah, yaitu: 1. Penomoran (numbering) 2. Mengajukan pertanyaan (questioning) 3. Berpikir bersama (heads together) dan 4. Menjawab (answering).

B.     Saran


1.      Guru dalam mengajar lebih baik menggunakan berbagai tipe atau metode strategi kooperatif daripada menggunakan strategi pembelajaran konvensional.
2.      Guru dalam strategi pembelajarn kooperatif harus mampu membimbing siswa dalam berdiskusi agar tujuan pembelajaran tercapai.
3.      Guru harus mampu membuat siswa aktif dalam berdiskusi dan saling menghargai pendapat, ide atau gagasan siswa yang lain.


DAFTAR PUSTAKA


Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi. Jakarta: Puskur. Dit. PTKSD
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Ibrahim, M. (2000).  Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA Press.
Isjoni. (2011). Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana
Soetjipto, B. E. (2010). Pengembangan Sumber Daya Guru dan Dosen:  Pembelajaran Kooperatif dan Beberapa Hasil Penelitian di Bidang  Manajemen dan Ekonomi. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Suprihatiningrum, J. (2013). Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suradi. (2002). Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah. Semarang: Pendidikan Matematika FMIPA UNNES

DAFTAR BUKU
No.

Nama Penulis
Judul buku dan tahun terbit
Terdapat pada hal
1
Depdiknas
Kurikulum 2004 Standar Kompetensi. 2003
3
2
Hamdani
Strategi Belajar Mengajar. 2011
5, 26
3
Ibrahim, M.
Pembelajaran Kooperatif. 2000
5
4
Isjoni
Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. 2011
3
5
Sanjaya, W.
Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. 2006
5, 7, 10, 24
6
Sanjaya, W.
Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. 2009
4
7
Soetjipto, B. E.
Pengembangan Sumber Daya Guru dan Dosen:  Pembelajaran Kooperatif dan Beberapa Hasil Penelitian di Bidang  Manajemen dan Ekonomi. 2010
11
8
Suprihatiningrum, J.
Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. 2013
23
9
Suprijono, A.
Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. 2012
3, 8
10
Suradi.
Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah. 2002
3

Comments

Popular posts from this blog

8 Wanita Mirip Barbie

Profil Negara Maju di Dunia

PROFIL STANZA BOY BAND