COOPERATIVE LEARNING DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
UNTUK ILMU EKONOMI
Disusun Guna Memenuhi Tugas Strategi Pembelajaran Ekonomi
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Soetarno
Joyoatmojo, M. Pd
Disusun Oleh:
KELOMPOK 6
Nama Anggota:
Noviana Dwi Saputri (K7616049)
Rosydah Nirasani (K7616059)
Sekar Kinanthi (K7616061)
Wahyu Eko Saputro (K7616067)
Warih Kusuma Hastuti (K7616069)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi
Allah SWT yang telah melimpahkan kenikmatan-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Strategi Pembelajaran Ekonomi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh
keluarga, sahabat, serta pengikutnya hingga akhir zaman.
Makalah yang kami
susun ini berjudul “Strategi Pembelajaran Kooperatif Untuk Ilmu
Ekonomi.”
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis
telah mendapat bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1.
Prof. Dr. Soetarno
Joyoatmojo, M. Pd selaku dosen mata kuliah Strategi Pembelajaran Ekonomi yang
telah memberikan tugas mengenai makalah ini sehingga pengetahuan penulis dalam
penulisan makalah semakin bertambah dan hal itu sangat bermanfaat bagi
penyusunan skripsi kami di kemudian
hari.
2.
Pihak-pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah turut membantu sehingga makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini selanjutnya.
Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini mampu menambah informasi serta
wawasan bagi kita semua.
Surakarta, 15 November
2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum 2013
merupakan kurikulum yang berfokus kepada keaktifan siswa di dalam proses
pembelajaran. Siswa diposisikan sebagai individu yang harus dikembangkan
potensinya. Upaya untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa dapat
dilakukan dengan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum
2013. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan adalah Strategi
Pembelajaran Kooperatif.
Model
pembelajaran yang digunakan guru sangat berpengaruh dalam menciptakan situasi
belajar yang benar-benar menyenangkan dan mendukung kelancaran proses belajar
mengajar, serta sangat membantu dalam pencapaian prestasi belajar yang
memuaskan.
Banyaknya
tawaran metode pembelajaran yang beredar kini membuat guru sulit menentukan
metode pembelajaran seperti apakah yang layak diimplementasikan dalam
pembelajarannya. Seperti dalam makalah ini yang akan membahas tentang strategi
pembelajaran kooperatif, di dalam pembelajaran kooperatif ini akan menggunakan
metode Numbered Head Together.
Pembelajaran
Kooperatif muncul karena adanya perkembangan dalam sistem pembelajaran yang ada.
Strategi Pembelajaran Kooperatif
adalah strategi pembelajaran yang bertumpu kepada
pengembangan kemampuan berpikir siswa yang menekankan pada kerja sama kelompok.
Siswa didorong untuk berpartisipasi dalam kelompok-kelompok kecil sebagai tempat
mengembangkan pengetahuan ilmiahnya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud
dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)?
2. Apa saja karakteristik dan prinsip dari Strategi
Pembelajaran Kooperatif (SPK)?
3. Bagaimana
tahapan-tahapan pelaksanaan Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) dengan metode numbered head together?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan Strategi
Pembelajaran Kooperatif (SPK)?
C. Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui
pengertian dari Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK).
2. Mengetahui berbagai karakteristik dari Strategi
Pembelajaran Kooperatif (SPK).
3. Mengetahui langkah-langkah pelaksanaan Strategi
Pembelajaran Kooperatif (SPK) dengan metode numbered head together.
4. Mengetahui apa saja keunggulan dan kelemahan
dari Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)
Strategi Pembelajaran
Kooperatif Menurut Depdiknas (2003:5)
“Pembelajaran Kooperatif (cooperative
learning) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil siswa yang
saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan
belajar”
Suprijono (2012: 54)
menyatakan bahwa:
Pembelajaran Kooperatif
adalah konsep yang lebih meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk
bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara
umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, di mana guru menetapkan
tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi
yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang
dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
Suradi
(2002: 36) menyatakan:
Pembelajaran
Kooperatif adalah suatu model pengajaran yang jangkauannya melampaui (tidak
hanya) membantu siswa belajar keterampilan semata, namun juga melatih siswa
dalam tujuan hubungan sosial, sehingga pembelajaran kooperatif membuat siswa
akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka
dapat saling mendiskusikan konsep-konsep tersebut dengan temannya.
Sedangkan Slavin dalam Isjoni (2011:15) menyatakan “In cooperative learning methods, students work together in four member
teams to master material initially presented by the teacher”. Ini berarti
bahwa cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja kelompok-kelompok kecil
berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang peserta didik
lebih bergairah dalam belajar. Dari beberapa pengertian menurut para ahli dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk
kelompok-kelompok kecil yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan”.
Sanjaya (2009: 341) menyatakan ada empat unsur penting dalam SPK, yaitu:
(1) adanya peserta dalam kelompok; (2) adanya aturan kelompok; (3) adanya upaya
belajar setiap anggota kelompok; dan (4) adanya tujuan yang harus dicapai.
Upaya belajar
adalah segala aktivitas siswa untuk meningkatkan kemampuannya yang telah
dimiliki maupun meningkatkan kemampuan baru, baik kemampuan dalam aspek
pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Dalam SPK aktivitas siswa tersebut
dilakukan melalui kegiatan kelompok, sehingga antar siswa dapat saling
membelajarkan melalui tukar piker, pengalaman, maupun gagasan-gagasan.
Siswa yang masuk
dalam kelompok-kelompok kecil memiliki latar belakang kehidupan (ras, agama,
jenis kelamin, agama, atau suku) yang berbeda atau heterogen. Hal ini mendorong siswa untuk saling melengkapi satu
sama lain dan bisa bertukar pikiran untuk pengalaman baru.
Strategi
Pembelajaran Kooperatif bisa digunakan saat:
·
Guru menekankan pentingnya
usaha kolektif disamping usaha individual dalam belajar.
·
Jika guru menghendaki
seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar saja) untuk memperoleh
keberhasilan dalam belajar.
·
Jika guru ingin
menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya, dan belajar dari
bantuan orang lain.
·
Jika guru menghendaki
untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa sebagai bagian dari isi
kurikulum.
·
Jika guru menghendaki
meningkatnya motivasi siswa dan menambah tingkat partisipasi mereka.
·
Jika guru menghendaki
berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan menemukan berbagai
solusi pemecahan.
Dari banyaknya metode
yang dapat digunakan dalam strategi pembelajaran kooperatif kita menggunakan
metode Numbered Head Together (NHT).
Menurut Hamdani (2011: 89) menjelaskan bahwa Numbered head together adalah metode belajar mengajar dengan cara
memberikan nomor kepada siswa dan dibuat sebuah kelompok yang nantinya guru
memanggil nomor siswa secara acak.
Menurut Kagan, dkk
dalam Ibrahim (2000: 25) strategi pembelajaran kooperatif dengan metode Numbered Head Together adalah sebuah
model pembelajaran yang dilandasi oleh teori belajar konstruktivisme dan merupakan
pendekatan struktural pembelajaran kooperatif.
Penerapan pembelajaran
kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagan dalam Ibrahim (2000:29) yaitu:
a. Pembentukan
kelompok
b. Diskusi
masalah
c. Tukar
jawaban antar kelompok
B. Karakteristik dan Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
1. Karakteristik
Strategi Pembelajaran Kooperatif
Sanjaya (2006: 242) menyebutkan ada 4
karakteristik Strategi Pembelajaran Kooperatif yaitu sebagai berikut:
a. Pembelajaran
Secara Tim
Pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai
tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa untuk belajar.
Semua anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Untuk itulah, kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan
tim. Setiap kelompok harus heterogen, hal ini dimaksudkan agar setiap anggota
kelompok dapat saling memberi dan menerima pengalaman sehingga diharapkan
setiap anggota dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kelompok.
b. Didasarkan
pada Menejemen Koopratif.
Manajemen
kooperatif mempunyai empat fungsi pokok, fungsi tersebut meliputi fungsi
perencanaan, fungsi organisasi, fungsi pelaksanaan dan fungsi kontrol. Fungsi
perencanaan pada pembelajaran kooperatif menunjukan bahwa pembelajaran
kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan
secara efektif.
Fungsi
organisasi menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah bekerjasama antar
setiap anggota kelompok, oleh karena itu perlu diatur tugas dan tanggung jawab
setiap anggota kelompok. Fungsi pelaksanaan menunjukan bahwa pembelajaran
kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, melalui
langkah-langkah pembelajaran yang telah ditentukan. Fungsi kontrol menunjukkan
bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik
melalui tes maupun non tes.
c. Kemauan
untuk bekerjasama.
Keberhasilan
pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh
karena itu, prinsip kerjasama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran
kooperatif. Setiap anggota kelompok bukan saja harus diatur tugas dan tanggung
jawab masing-masing, akan tetapi juga ditanamkan perlunya saling membantu.
Misalnya, siswa yang pintar perlu membantu siswa yang kurang pintar.
d. Keterampilan
bekerjasama
Kemauan
untuk bekerjasama dalam kelompok kemudian dipraktikan melalui aktifitas dan
kegiatan yang tergambarkan dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian,
siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berintraksi dan berkomunikasi dengan
anggota tim. Siswa perlu dibantu mengatasi berbagai hambatan dalam berintraksi
dan berkomunikasi, sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide, mengemukakan
pendapat, dan memberikan konstribusi kepada keberhasilan kelompok.
2. Prinsip-Prinsi
Pembelajaran Kooperatif
Sanjanya (2006: 246-247) menyabutkan ada
empat prinsip pembelajaran kooperatif, penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Prinsip
Ketergantungan Positif (Positive
Interdependence)
Dalam
pembelajaran kelompok, keberhasilan suatau penyelesaian tugas sangat tergantung
kepada usaha yang dilakukan setiap anggota kelompoknya. Oleh sebab itu, perlu
disadari oleh anggota setiap anggota kelompok keberhasilan penyelesaian tugas
kelompok akan ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota. Dengan demikian
semua anggota dalam kelompok akan merasa saling ketergantungan. Untuk
terciptanya kelompok kerja yang effektif, setiap anggota kelompok harus membagi
tugas sesuai dengan tujuan yang akan dicapai kelompoknya. Tugas yang dibagikan
harus sesuai dengan kemampuan anggotanya. Sebab tugas kelompok tidak mungkin
selesai apabila masing-masing anggota tidak mampu mengerjakannya.
b. Tanggung
Jawab Perseorangan (Individual
Accountability)
Prinsip
ini merupakan konsekuensi dari prinsip pertama. Oleh karena itu keberhasilaan
kelompok tergantung pada setiap anggotanya,
maka setiap anggota kelompok harusmemiliki tanggung jawab sesuai dengan
tuagsnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan
kelompoknya. Untuk mencapai hal tersebut, guru perlu memberikan penilaian
terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa berbeda, akan
tetapi penilaian kelompok harus sama.
c. Interaksi
Tatap Muka (Face to Face)
Pembelajaran
kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setianp anggota
kelompok untu bertatap muka saling memberikan informasi dan saling
membelajarkan. Interaksi tatap muka akan memberikan pengalaman yang berharga
pada setiap anggota kelompok untuk bekerja sama, menghargai setiap perbedaan,
memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan
masing-masing. Kolompok belajar kooperatif yang dibentuk secara heterogen atau
memiliki latar belakang yang berbeda, akan menjadi modal utama dalam proses
saling memperkaya antar anggota kelompok.
d. Partisipasi
dan Komunikasi (Participation
Communication)
Pembelajaran
kooperatif melatih peserta didik untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan
berkomunikasi. Kemampuan ini sangat penting sebagai bekal mereka dalam kehidupan
di masyarakat kelak. Oleh karena itu, sebelum melakukan pembelajaran
kooperatif, guru perlu memberikan bekal kemampuan berkomunikasi pada peserta
didiknya. Tidak setiap siswa memiliki kemampuan berkomunikasi, misalnya
kemampuan mendengarkan dan kemampuan berbicara, padahal keberhasilan kelompok
ditentukan partisipasi setiap anggotanya. Contoh kemampuan berkomunikasi yang
dapat diberikan oleh guru adalah dengan meminta peserta didik untuk menyatakan
ketidak setujuan atau dengan menyanggah pendapat, maka peserta didik akan
belajar bagaimana memberikan alasan yang disampaikan dengan baik, sopan, tidak
menyakiti perasaan orang lain, dan tidak memojokkan orang lain.
Ketrampilan
komunikasi tidak didapatkan dalam waktu singkat. Oleh sebab itu guru harus
terus menerus melatih peserta didiknya agar setiap peserta didik memiliki
kemampuan komunikasi yang baik.
Sedikit
berbeda dengan Roger dan David dalam Suprijono (2009: 58) yang mengatakan untuk
mencapai hasil yang maksimal, lima prinsip/ unsur dalam model pembelajaran
kooperatif harus diterapkan, yaitu sebagai berikut:
a. Positive
Interdependence (Saling Ketergantungan
Positif)
Unsur
ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban
kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok. Kedua,
menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang
ditugaskan tersebut.
b. Personal
Responsibility (Tanggung Jawab
Perseorangan)
Pertanggungjawaban
ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tujuan
pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua anggota kelompok menjadi pribadi
yang kuat. Tanggungjawab perseorangan adalah kunci untuk menjamin semua anggota
yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Artinya, setelah mengikuti
kelompok belajar bersama, anggota kelompok harus dapat menyelesaikan tugas yang
sama.
c. Face
to face promotive interaction (interaksi promotif)
Unsur
ini penting karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri–ciri
interaksi promotif adalah saling membantu secara efektif dan 14 efisien, saling
memberikan informasi dan sarana yang diperlukan, memproses informasi bersama
secara lebih efektif dan efisien, saling mengingatkan, saling membantu dalam
merumuskan dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan
terhadap masalah yang dihadapi, saling percaya, dan saling memotivasi untuk
memperoleh keberhasilan bersama.
d. Interpersonal
skill (komunikasi antaranggota)
Untuk
mengkoordinasikan kegiatan siswa dalam pencapaian tujuan siswa harus adalah
saling mengenal dan mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak
ambisius, saling menerima dan saling mendukung, serta mampu menyelesaikan
konflik secara konstruktif.
e. Group
processing (pemrosesan kelompok)
Pemrosesan
mengandung arti menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi dari
urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Siapa
di antara anggota kelompok yang sangat membantu dan siapa yang tidak membantu.
Tujuan pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam
memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan
kelompok. Ada dua tingkat pemrosesan yaitu kelompok kecil dan kelas secara
keseluruhan.
C. Prosedur Pembelajaran Kooperatif
Menurut Sanjaya (2006: 248-249) menjelaskan bahwa
prosedur pembelajaran kooperatif memiliki empat tahap yaitu:
1.
Penjelasan Materi
Tahap untuk menyampaikan pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa
belajar dalam kelompok. Tujuan utama dalam tahap ini adalah pemahaman siswa
terhadap materi pokok pelajaran. Guru memberikan gambaran umum tentang materi
pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi
dalam pembelajaran kelompok (tim). Guru dapat menggunakan metode ceramah, tanya
jawab, demonstrasi dan menggunakan media agar menarik.
2.
Belajar dalam
Kelompok
Setelah guru menjelaskan gambaran umum pokok-pokok materi pelajaran,
selanjutnya siswa diminta untuk belajar pada kelompoknya masing-masing yang
telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokkan dalam pembelajaran kooperatif
bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan
setiap anggotanya, baik perbedaan gender, latar belakang agama, social-ekonomi,
dan etnik, serta perbedaan kemampuan akademik.
3.
Penilaian
Penilaian dapat dilakukan dengan tes atau kuis. Tes atau kuis dilakukan
baik secara individual maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan
memberikan informasi kemampuan setiap siswa, dan tes kelompok akan memberikan
informasi kemampuan setiap kelompok. Hasil akhir setiap siswa adalah
penggabungan keduanya dan dibagi dua. Nilai setiap kelompok memiliki nilai sama
dalam kelompoknya.
4.
Pengakuan Tim
Pengakuan tim (team recognition)
adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi
untuk kemudian diberikan penghargaan atau hadiah. Pengakuan dan pemberian
penghargaan tersebut diharapakan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi
dan juga membengkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan
prestasi mereka.
Menurut Soetijpto (2010:102) pembelajaran
model NHT memuat langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Numbering (penomoran)
Dalam setiap kelompok, siswa menghitung dengan jumlah siswa dalam
kelompok. Jika Anda memiliki enam kelompok siswa, siswa menghitung 1-6. Mereka
ini dalam urutan apapun yang mereka pilih. Jika ada grup dengan hanya lima
siswa di dalamnya, salah satu siswa akan memiliki dua nomor.
2. Questioning (mengajukan pertanyaan)
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa disini berupa lembar masalah
yang berhubungan dengan pokok bahasan.
Pertanyaan dapat bervariasi dari yang bersifat spesifik sampai pada hal yang
bersifat umum.
3.
Heads Together (berpikir bersama)
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban itu dan meyakinkan tiap
anggota dalam timnya mengetahui jawaban tersebut.
4. Answering (menjawab)
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai
mengacungkan tangannya mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.
Kemudian guru bertanya kepada siswa yang bernomor sama pada kelompok lain untuk
menanggapi tersebut.
Implementasi Strategi Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT (Numbered Head
Together) dalam pembelajaran Ekonomi
Kelas/Semester : X/
II
Mata Pelajaran : Ekonomi
Materi/Topik :
Manajemen
Alokasi Waktu : 3 x
45 menit
Kompetensi Inti :
1.
Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2.
Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif danmenunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3.
Memahami,
menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4.
Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampumenggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar :
- Mendeskripsikan konsep manajemen
- Menyajikan konsep manajemen
Tujuan :
- Siswa mampu menjelaskan pengertian manajemen dan manajer
2.
Siswa mampu
menjelaskan teori manajemen
- Siswa mampu menjelaskan unsur dan prinsip manajemen
- Siswa mampu menjelaskan fungsi-fungsi manajemen
- Siswa mampu mengidentifikasi bidang-bidang manajemen
Langkah-Langkah
Pembelajaran
|
Kegiatan
Pembelajaran
|
Alokasi Waktu
|
Pendahuluan
|
a.
Guru mengucapkan salam.
“Selamat pagi
anak-anak! Assalamualaikum Wr. Wb........”
Siswa menjawab,
“Pagi bu, waalaikumsalam Wr. Wb............”
b.
Guru meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa.
“Untuk memulai
kegiatan pembelajaran hari ini, kita berdoa terlebih dahulu. Silakan ketua
kelas untuk memimpin doa!” instruksi guru.
“Berdoa
mulai......Selesai!” Ucap Ketua Kelas.
c. Guru mengabsen
siswa dan menanyakan kabar siswa.
“Bagaimana kabar
kalian hari ini? Siapa yang tidak masuk hari ini?” Tanya guru.
“Alhamdulillah
luar biasa baik... Nihil bu”. Jawab siswa serempak.
d.
Guru mengondisikan kelas ke dalam situasi
belajar.
“Ayo anak
anak-anak sebelum di mulai pelajarannya tolong sampah yang ada di bawah
kalian di buang dulu dan kursinya dirapikan!” Instruksi guru.
e.
Guru menyuruh siswa untuk menyiapkan
peralatan dan perlengkapan yang diperlukan seperti buku pelajaran dan alat
tulis.
“Silakan
keluarkan bukunya, dibuka halaman 120 dan siapkan alat tulis kalian yaa!”
Seru Guru.
f.
Guru menyampaikan topik, tujuan, dan
hasil pembelajaran yang diharapkan setelah mempelajari materi Manajemen.
g.
Guru membuka pembelajaran dengan hal-hal
yang berkaitan dengan materi dan dapat menarik perhatian peserta didik untuk
belajar.
Guru berkata,
“Untuk mengatur kegiatan kita sehari-hari dalam sebuah jadwal tidaklah mudah.
Banyak tantangan dan hambatan yang tidak diduga sebelumnya menyebabkan kita
selalu menyimpang dari jadwal yang telah kita tetapkan. Begitu juga halnya
ketiak kita mengelola sebuah bisnis Jika tidak mempunyai pengetahuan yang
cukup berkaitan dengan manajemen, seorang manajer pasti mengalami kerepotan”.
h.
Guru memotivasi siswa
Guru berkata,
“Pemahaman akan konsep manajemen akan menjadi dasar pengetahuan bagi kalian
nantinya dalam mengatur kehidupannya sehari-hari, baik dari aspek keuangan
maupun kegiatan belajar. Untuk itu maka pengetahuan manajemen bagi kita
sangatlah penting”.
|
7 menit
|
Inti
|
a.
Tahap-1 (Penjelasan Materi)
Setelah guru
memotivasi siswa guru menjelaskan sedikit gambaran umum dari manajemen itu
sendiri. Guru bertanya, “Anak-anak apakah kalian tau manajemen itu?”
Siswa bernama
Yuni menjawab, “Manajemen adalah proses mengatur bu.”
Guru berkata
lagi, “Apakah ada yang bisa membantu menjawab?”
Siswa diam.
Kemudian guru menjelaskan kembali, “Ya, manajemen adalah sebuah ilmu dan seni
yang di dalamnya terdapat perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan pengunaan sumber
daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan sebelumnya.
Dalam manajemen terdapat sebuah fungsi-fungsi yang harus dijalankan agar
tujuan tersebut dapat tercapai. Nah, dalam manajemen itu sendiri memiliki
tingkatan mulai dari top, middle hingga low. Selain itu, dalam menjalankan tugas dan kegiatannya juga
perlu memegang prinsip manajemen dan adanya penunjang unsurnya yang perlu
dipersiapkan dengan matang dalam masing-masing bidang.”
b.
Tahap-2 (Belajar dalam Kelompok)
1)
Numbering (penomoran)
Siswa dalam kelas
bejumlah 25 orang. Guru membagi siswa dalam 5 kelompok secara acak yang
memiliki 5 anggota dalam tiap kelompok. Kemudian guru menyuruh siswa duduk
sesuai dengan kelompoknya. “Adakah yang belum mendapatkan kelompok? Ya
sekarang silakan duduk dengan kelompoknya masing-masing”.
Kemudian guru
menyuruh dalam setiap kelompok, siswa menghitung dengan jumlah siswa dalam
kelompok. Karena dalam kelompok ada 5 orang jadi setiap kelompok memiliki
lima nomor masing-masing anggotanya.
“Sudah berkumpul semua
dengan kelomponya? Silakan masing-masing anggotanya berhitung.”
Kelompok 1-5
berhitung bersama, “1..2..3..4..5..” Kemudian guru membagikan kertas
bulat-bulat yang berisi nomor 1-5 berjumlah 25 kepada masing-masing kelompok.
2.
Questioning (mengajukan pertanyaan)
Setelah
masing-masing siswa mendapatkan nomor guru mengajukan lima pertanyaan kepada
siswa untuk dijawab. Lima pertanyaan tersebut dijawab oleh siswa dalam
kelompok sesuai nomer yang tadi sudah dibagikan.
“Anak-anak saya
bacakan pertanyaannya tolong dikerjakan secara berkelompok tetapi
masing-masing anggota mengerjakan sesuai nomornya masing-masing.”
Pertanyaan:
a)
Apa yang dimaksud dengan manajemen dan
manajer?
b)
Jelaskan teori-teori dalam manajemen!
c)
Jelaskan unsur-unsur dan prinsip dalam
manajemen!
d)
Jelaskan fungsi yang ada dalam manajemen!
e)
Apa saja bidang-bidang dalam manajemen
itu?
3)
Heads Together (berpikir
bersama)
Setelah guru
memberi pertanyaan, setiap anggota dalam kelompok mengerjakan pertanyaan
sesuai dengan bagian nomornya masing-masing dengan sumber dari buku ataupun
internet. Lalu siswa dalam satu kelompok menyatukan pendapat dan jawabannya
terhadap masing-masing soal yang dikerjakannya serta menjelaskan kepada
kelompoknya jawaban yang ia berikan agar anggota dalam kelompoknya memahami
dan tahu betul jawaban soal tersebut.
3)
Answering (menjawab)
Setelah siswa
diberikan kesempatan berdiskusi, guru kemudian menyuruh siswa untuk tenang
dan mendiskusikan hasil jawaban dengan kelompok lain mengikuti instruksi dari
guru.
“Saya rasa waktu
untuk berdiskusi cukup, sekarang tidak ada yang berdiskusi lagi ya. Sekarang
kita berdiskusi lagi untuk membahas masing-masing jawaban dari soal tadi.”
Guru memanggil
suatu nomor tertentu, “Saya panggil nomor 4 siapa yang kebagian nomor 4?”
Kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya.
“Silakan nomor 4
dari kelompok 2 menjawab pertanyaannya di depan kelas.” Siswa bernama Indri
yang mendapat nomer 4 dari kelompok 2
maju ke depan kelas untuk memaparkan jawabannya kepada teman-temannya,
“Fungsi dalam manajemen yaitu ada 4: (1) Perencanaaan yaitu menetapkan
tujuan, visi, dan misi yang akan dicapai perusahaan (2) pelaksanaan yaitu
kegiatan atau penjabaran aktivitas dari tujuan yang ditetapkan (3)
pengoordinasian yaitu mengarahkan untuk meningkatkan keefektivitasan serta
efisiensi kerja yang optimal (4) pengawasan yaitu menilai apakah pekerjaan
yang dilaksanakan oleh SDM yang tersedia telah meraih obyek atau belum.”
“Bagaimana
kelompok lain apakah jawaban dari Indri sudah benar?” tanya guru. “Silakan
nomor 4 dari kelompok 5 menanggapi jawaban tersebut.” Lanjut guru.
Soni yang
merupakan nomor 4 dari kelompok 5 menanggapi jawaban kelompok 2, “Menurut
saya fungsi dalam manajemen ada 5 yaitu (1) perencanaan yang merupakan
langkah awal dalam sebuah organisasi berupa penetapan tujuan yang ingin
dicapai (2) pengorganisasian yaitu membagi tugas anggotaya sesuai bidang
keahlian agar efisien dan efektif (3) pengoordinasian yaitu memberi arahan
kepada anggota terhadp tugas yang harus dikerjakan (4) pelaksanaan yaitu
realisasi dari tujuan yang ingin dicapai berupa aktiviatas (5) penilaian
yaitu melakukan evaluasi terhadap kinerja yang telah dilakukan”.
Guru berkata,
“Ya, terimakasih Soni atas tanggapannya, silakan kelompok 4 jika ingin
menanggapi.”
Nunik yang
merupakan anggota nomor 4 dari kelompok 4 menanggapi jawaban yang sudah
disampaikan, “Menurut saya dan teman-teman bahwa fungsi dalam sebuah
manajemen yaitu POAC yang artinya (1) Perencanaan adalah memikirkan apa yang
akan dikerjakan dengan sumber daya yang dimiliki atau menetapkan tujuan dan
cara mencapainya (2) Pengorganisasian yaitu pengaturan sumber daya perusahaan
baik sumer daya manusia maupun sumber daya lainnya misalnya pembagian tugas
dan pembentukan stuktur otganisasi (3) pelaksanaan yaitu pengoptimalisasian
sumber daya manusia untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun.
Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan
kompetensi masing-masing (4) Pengawasan yaitu melihat apakah rencana
dilaksanakan sesuai tujuan dan apakah pelaksanaan sesuai tujuan yang
ditetapkan.
“Terimakasih
nunik, bagaimana siswa yang lain apakah sudah jelas?” tanya Guru kepada semua
siswa. “Selanjutnya mungkin dari kelompok 1 jika ingin menanggapi”. Lanjut
guru.
“Jawaban saya
sama bu intinya dengan kelompok 4 yaitu bahwa fungsi Manajemen ada POAC yaitu
planning, organizing,
actuating,controlling.”
“Oke, bagaimana
jawaban dari kelompok 1?” sambung Guru.
Nanda memaparkan
jawabannya yang merupakan anggota nomer 4 kelompok 1, “Kalau menurut kelompok
kami fungsi manajemen ada 6 yaitu (1) Perencanaan adalah sesuatu yang akan
direncanakan tentang apa yang akan dicapai. Perencanaan merupakan persiapan
untuk pelaksanaan suatu tujuan, berupa rumusan-rumusan tentang apa dan
bagaimana suatu pekerjaan dapat dilaksanakan. (2) Pengorganisasian merupakan
proses pembagian kerja ke dalam tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan
tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan
mengalokasikan sumber daya, serta mengoordinasikannya dalam rangka
efektivitas pencapaian tujuan organisasi. (3) Pengisian jabatan adalah
kegiatan untuk memperoleh karyawan secara efektif dan efisien yang akan
mengisi jabatan-jabatan kosong di organisasi perusahaan. (4) Penggerakan
adalah menempatkan semua anggota pada kelompok agar bekerja secara sadar
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sesuai dengan perencanaan
dan pola organisasi. (5) Pengarahan yaitu memberikan arahan agar seluruh tim
dan sumber daya yang ada dapat bekerja untuk mencapai tujuan bersama. (6)
Pengendalian adalah salah satu fungsi manajerial seperti perencanaan
pengorganisasian, pengaturan staff, dan mengarahkan.”
“Ya terimakasih
atas jawaban yang sudah diberikan oleh masing-masing kelompok. Jawaban kalian
semua benar, tetapi fungsi utama dalam manajemen itu hanya ada 4 yaitu POAC (planning, organizing, actuating,
controlling) seperti yang dijelaskan kelompok 1 dan 4 serta semua
kelompok juga saya rasa sudah menerapkan fungsi tersebut.” Guru memberikan tanggapan atas semua jawaban yang sudah
diberikan semua kelompok terhadap nomor 4.
Begitu seterusnya
hingga semua soal terjawab guru meminta masing-masing siswa sesuai nomor
untuk mengemukakan jawaban dan tanggapan atas pertanyaan yang diberikan.
c.
Tahap-3 (Penilaian)
Setelah diskusi
dan pembahasan soal selesai guru meminta siswa untuk memasukkan semua bukunya
karena guru akan melakukan penilaian individu kepada siswa untuk mengetahui
pemahamannya. Soalnya sama seperti yang diberikan tadi.
“Silakan semuanya
kembali ke tempat masing-masing buku ditutup tolong soal yang tadi dikerjakan
kembali dalam waktu 25 menit dan nanti dikumpulkan.” Instruksi dari guru.
25 menit
kemudian, “Silakan dikumpulkan waktu sudah habis”. Semua siswa mengumpulkan
jawaban ke depan.
d.
Tahap-4 (Pengakuan Tim)
Setelah selesai, guru mengumumkan kelompok yang
memiliki jawaban hampir semua benar dan jawabannya lengkap.
“Silakan duduk dan tenang ditempatnya
masing-masing, berdasarkan diskusi yang sudah berjalan saya akan memberikan
hadiah kepada kelompok yang memiliki jawaban lengkap, jelas dan tepat.
Kira-kira kalian tau kelompok siapa yang akan mendapat hadiah?” ucap Guru.
Siswa menunjukkan ekspresinya masing-masing untuk mendengar pengumuman dari
guru. Ada yang menjawab kelompok 1, kelompok 2, dan lainnya.
“Selamat untuk kelompok 4 silakan semua
anggotanya maju ini ada hadiah buat kalian. Untuk yang lain jangan berkecil
hati tetap semangat dan buat yang mendapat hadiah selalu tingkatkan juga
belajarnya.” Ucap Guru sambil memberikan bingkisan hadiah yang sudah
disiapkan kepada kelompok 4 semua siswa memberikan tepuk tangan.
|
123 menit
|
Penutup
|
Guru mengakhiri
pembelajaran.
“Saya kira cukup
sekian pembelajaran pada hari ini, Assalamualaikum Wr. Wb....” Kata guru yang
kemudian meninggalkan kelas.
“Waalaikumsalam
Wr. Wb...” ucap semua siswa menjawab salam.
|
5 menit
|
D. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Kooperatif
Setiap strategi pembelajaran pasti memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Demikian pula dengan kelebihan dan
kekurangan pada strategi pembelajaran kooperatif. Menurut Suprihatiningrum
(2013: 201-202) kelebihan-dan kekurangan ataupun kesulitan dari strategi
pembelajaran kooperatif adalah:
1. Kelebihan
a. Peserta didik lebih memperoleh kesempatan
dalam hal menigkatkan hubungan kerja sama antar teman.
b. Peserta didik lebih memperoleh kesempatan
untuk mengembangkan aktivitas, kreativitas, kemandirian, sikap kritis, sikap
dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
c. Guru tidak perlu mengajarkan seluruh
pengetahuan kepada peserta didik, cukup konsep-konsep pokok karena deangan
belajar secara kooperatif peserta didik dapat melengkapi sendiri.
2. Kekurangan
a. Memerlukan alokasi waktu yang relatif lebih
banyak, terutama jika belum terbiasa.
b. Membutuhkan persiapan yang lebih terprogram
dan sistemik.
c. Jika peserta didik belum terbiasa dan
menguasai belajar kooperatif, pencapaian hasil belajar tidak akan maksimal.
3. Kesulitan
Pembelajaran kooperatif memiliki kendala-kendala dalam penerapannya.
Diantara kendala atau kesulitan tersebut adalah
a. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa
sehingga sulit mencapai target kurikulum.
b. Membutuhkan waktu yang lama untuk guru
sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif.
c. Membutuhkan kemampuan khusus guru sehingga
tidak semua guru dapat melakukan atau menggunakan pembelajaran kooperatif.
d. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya
sifat suka bekerja sama.
Menurut Sanjaya (2006: 247-249) kelebihan dan
kekurangan dari strategi pembelajaran kooperatif adalah
1. Kelebihan
a. Melalui SPK siswa tidak menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat
menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari
berbagi sumber dan belajar dari siswa yang lain.
b. SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan
kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
c. SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan
segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
d. SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung
jawab dalam belajar.
e. SPK merupakan strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi
akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri,
hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan
keterampilan me-manage waktu dan
sikap positif terhadap sekolah.
f. Melalui SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan
pemahamannya sendiri, menerima umpan balik. Siswa dapat berpraktik memecahkan
masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah
tanggung jawab kelompoknya.
g. SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan
kemampuan belajar abstrak menjadi nyata (riil).
h. Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan
memberikan rangsangan untuk berfikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan
jangka panjang.
2. Kekurangan
a. Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK
membutuhkan waktu yang lama. Contohnya, siswa yang dianggap memiliki kelebihan
akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki kemampuan.
Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerjasama dalam kelompok.
b. Ciri utama dari SPK adalah bahwa setiap
saling membelajarkan. Oleh karena itu jika tanpa peer teaching yang
efektif, maka dibandingkan dengan pembelajaran langsung dari guru, bisa terjadi
cara belajar yang demikian apa yang harus dipelajari dan dipahami tidak dicapai
oleh siswa.
c. Penilaian yang diberikan dalam SPK kepada
hasil kerja kelompok, namun guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau
presentasi yang diharapkan sebanarnya adalah hasil atau presentasi setiap
individu siswa.
d. Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan
kesadaran berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang, dan ini
tidak mungkin dicapai hanya dengan satu kali atau sekali-kali penerapan
strategi ini.
e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan
kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktivitas dalam
kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individu.
Selain kelebihan dan kekurangan Strategi
Pembelajaran Kooperatif juga ada kelebihan dan kekurangan dari metode
pembelajaran Numbered Head Together. Menurut Hamdani (2011: 90) kelebihan dan
kekurangan metode Numbered Heads Together
adalah:
1.
Kelebihan
a.
Setiap
siswa menjadi siap semua.
b.
Siswa
dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
c.
Siswa
yang pandai dapat mengatasi siswa yang kurang pandai.
2. Kekurangan
a. Kemungkinan nomor yang dipanggil, akan
dipanggil lagi oleh guru.
b. Tidak semua anggota kelompok dipanggil
oleh guru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran kooperatif adalah
strategi pembelajaran efektif dengan cara membentuk kelompok-kelompok tertentu
dari peserta didik untuk saling berinteraksi, bekerja sama dan bertukar pikiran
dalam proses belajar. SPK memiliki karakteristik, yaitu:`1. Pembelajaran secara
tim 2. Didasarkan pada manajemen kooperatif 3. Kemauan untuk bekerja sama 4.
Keterampilan bekerja sama.
Strategi ini memiliki prinsip-prinsip, yaitu prinsip
ketergantungan positif (positive
interdependence), tanggung jawab perseorangan (individual accountability), interaksi tatap muka (face to face promotion interaction) dan
partisipasi dan komunikasi (participation
communication).
Strategi pembelajaran kooperatif memiliki berbagai model
atau tipe seperti model atau tipe Numbered
Heads Together (NHT). NHT merupakan metode dengan cara belajar setiap siswa
diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak guru memanggil
nomor dari siswa. NHT memiliki langkah-langkah, yaitu: 1. Penomoran (numbering) 2. Mengajukan pertanyaan (questioning) 3. Berpikir bersama (heads together) dan 4. Menjawab (answering).
B. Saran
1.
Guru dalam mengajar
lebih baik menggunakan berbagai tipe atau metode strategi kooperatif daripada
menggunakan strategi pembelajaran konvensional.
2.
Guru dalam strategi
pembelajarn kooperatif harus mampu membimbing siswa dalam berdiskusi agar
tujuan pembelajaran tercapai.
3.
Guru harus mampu
membuat siswa aktif dalam berdiskusi dan saling menghargai pendapat, ide atau
gagasan siswa yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2003). Kurikulum
2004 Standar Kompetensi. Jakarta: Puskur. Dit. PTKSD
Hamdani.
(2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung:
CV Pustaka Setia.
Ibrahim,
M. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA Press.
Isjoni. (2011). Cooperative
Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta
Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana.
Sanjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana
Soetjipto, B. E. (2010). Pengembangan Sumber Daya Guru dan Dosen: Pembelajaran Kooperatif dan Beberapa Hasil
Penelitian di Bidang Manajemen dan
Ekonomi. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang
Suprihatiningrum,
J. (2013). Strategi Pembelajaran: Teori
dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Suprijono, A. (2012).
Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Suradi. (2002). Pemilihan Model-model Pembelajaran dan
Penerapannya di Sekolah. Semarang: Pendidikan Matematika FMIPA UNNES
DAFTAR BUKU
No.
|
Nama Penulis
|
Judul buku dan
tahun terbit
|
Terdapat pada
hal
|
1
|
Depdiknas
|
Kurikulum 2004
Standar Kompetensi. 2003
|
3
|
2
|
Hamdani
|
Strategi
Belajar Mengajar. 2011
|
5, 26
|
3
|
Ibrahim, M.
|
Pembelajaran
Kooperatif. 2000
|
5
|
4
|
Isjoni
|
Cooperative Learning
Efektivitas Pembelajaran Kelompok. 2011
|
3
|
5
|
Sanjaya, W.
|
Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. 2006
|
5, 7, 10, 24
|
6
|
Sanjaya, W.
|
Strategi
Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. 2009
|
4
|
7
|
Soetjipto, B. E.
|
Pengembangan Sumber Daya Guru dan
Dosen: Pembelajaran Kooperatif dan
Beberapa Hasil Penelitian di Bidang
Manajemen dan Ekonomi. 2010
|
11
|
8
|
Suprihatiningrum,
J.
|
Strategi
Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. 2013
|
23
|
9
|
Suprijono, A.
|
Cooperative Learning
Teori & Aplikasi PAIKEM. 2012
|
3, 8
|
10
|
Suradi.
|
Pemilihan Model-model Pembelajaran dan Penerapannya di Sekolah. 2002
|
3
|
Comments
Post a Comment