Nilai – Nilai Moral Pancasila dalam Pandangan Islam
Nilai – Nilai Moral Pancasila dalam Pandangan Islam
By: Warih
Pancasila mengisyaratkan bahwa
kesadaran akan adanya Tuhan milik semua orang dan berbagai agama.
Tuhan menurut terminologi
Pancasila adalah Tuhan
Yang Maha Esa, yang tak terbagi, yang maknanya sejalan dengan agama Islam.
Prinsip Ketuhanan Yang Maha
Esa mengandung makna bahwa
manusia Indonesia harus
mengabdi kepada satu Tuhan, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan mengalahkan ilah-ilah atau
Tuhan-Tuhan lain yang
bisa mempersekutukannya. Di mana
pengertian arti kata
Tuhan adalah sesuatu yang
kita taati perintahnya
dan kehendaknya. Sehingga harus dibuktikan dengan
tindakan nyata, seperti melaksanakan kewajiban-kewajiban agama, baik dalam
konteks hubungan vertikal kepada Allah (ubudiyyah) maupun hubungan horisontal
dengan sesama manusia dan semua makhluk (hablun minan nas). Konsekuensinya setiap warga
memiliki hak asasi
untuk memeluk dan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama
masing-masing. Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekularisme karena
hakikatnya manusia berkedudukan
kodrat sebagai makhluk Tuhan. Tidak ada tempat bagi
pertentangan agama, golongan agama, antar
dan inter pemeluk
agama. Tidak ada tempat
bagi pemaksaan agama
karena ketakwaan itu bukan hasil peksaan bagi siapapun juga. Maka dari
itu kita harus menghormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan
penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan
hidup. Segala aspek dalam
melaksanakan dan menyelenggarakan negara
harus sesuai dengan
nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa terutama norma-norma hukum positif
maupun norma moral baik moral agama maupun moral para penyelenggara negara. Merupakan
faktor
penting untuk mempererat persatuan dan persaudaraan. Sehingga erat kaitannya
dengan rukun Islam yang pertama yaitu syahadat, yang mempunyai makna pengakuan
terhadap tuhan yaitu Allah SWT.
Prinsip
Kemanusiaan yang adil dan beradab,
berkaitan dengan rukun Islam kedua yaitu Shalat. Shalat dalam Islam selain
sebagai ibadah wajib juga dilakukan untuk mendidik manusia menjadi manusia yang
beradab. Sholat adalah sebuah media untuk mencegah perbuatan yang tidak
terpuji, sebagai mana yang di firmankan oleh Allah bahwa Shalat itu mencegah
perbuatan keji dan mungkar. Sikap
adil sangat ditekankan oleh ajaran Islam, dan sikap adil adalah dekat dengan
ketaqwaan kepada Allah sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al Maidah ayat 8, “Hai
orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil, dan janganlah
sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku
tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.” Demikian juga konsep beradab (berkeadaban) dengan menegakkan etika
dan akhlak yang mulia menjadi misi utama diutusnya Nabi Muhammad Saw dengan
sabdanya, “Sesungguhnya aku diutus Allah untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia.” Selain itu juga mengandung nilai mengakui persamaan derajat, persamaan
hak dan persamaan kewajiban antar sesama manusia, saling mencintai sesama
manusia, tidak semena-mena terhadap orang lain, menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan, berani membela kebenaran dan keadilan.
Prinsip
Persatuan Indonesia yang artinya
seluruh elemen rakyat yang ada di Indonesia yang terdiri dari berbagai macam
suku dan adat bersatu dan membentuk kesatuan dalam wadah bangsa Indonesia.
Kaitannya dengan itu, persatuan terbentuk ketika jurang pemisah sudah tidak ada
lagi di masyarakat. Salah satu jurang pemisah yang paling nyata yaitu jurang
antara yang miskin dan yang kaya. Untuk menyatukan jurang pemisah tersebut maka
di agama Islam diwajibkan membayar zakat bagi orang-orang kaya yang akan
disalurkan untuk kepentingan kaum miskin dan duafa. Zakat adalah rukun Islam
ketiga sangat erat kaitannya dengan sila pancasila ketiga tersebut. Dengan
zakat akan terbentuk rasa kasih sayang pada umat yang akan menghasilkan
persatuan yang di cita-citakan. Ajaran
Islam memerintahkan agar umat Islam menjalin persatuan dan kesatuan antar
manusia dengan kepemimpinan dan organisasi yang kokoh dengan tujuan mengajak
kepada kebaikan (al-khair), mendorong perbuatan yang makruf, yakni segala
sesuatu yang membawa maslahat (kebaikan) bagi umat manusia dan mencegah
kemungkaran, yakni segala yang membawa madharat (bahaya dan merugikan) bagi
manusia seperti tindak kejahatan. Selain itu juga mengandung nilai menempatkan
persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan
negara, cinta tanah air dan bangsa, bangga sebagai bangsa Indonesia dan
bertanah air Indonesia
Prinsip Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat,
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan sangat erat kaitannya dengan
rukun islam keempat yaitu puasa. Dengan puasa akan terbentuk sifat bijaksana
dan kepemimpinan. Ciri orang bijaksana, yaitu ia mampu merasakan dan
mempumnyuai rasa kasih sayang sesame, semua itu adalah hikmah dari puasa.
Selain itu, dalam menentukan waktu puasa, perlu dilakukan suatu musyawarah yang
dikenal dengan sidang istbat. Prinsip
yang ada pada sila keempat ini merupakan serapan dari nilai-nilai Islam yang
mengajarkan kepemimpinan yang adil, yang memperhatikan kemaslahatan rakyatnya
dan di dalam menjalan roda kepemimpinan melalui musyawarah dengan mendengarkan
berbagai pandangan untuk didapat pandangan yang terbaik bagi kehidupan bersama
dengan kemufakatan. Lalu juga mengutamakan
kepentingan negara dan masyarakat, tidak memaksakan kehendak pada orang lain, mengutamakan
musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama, musyawarah
untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan, musyawarah
dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur, serta keputusan
yang diambil harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan.
Prinsip
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Pada rukun Islam, terdapat yang namanya haji. Haji adalah proses
sosial yang terbesar di dunia ini, dimana setiap orang datang dari berbagai
negara dengan berbagai bahasa dan kebiasaan bergabung menjadi satu dalam satu
tempat dan waktu dalam kedudukan yang sama. Di dalalam haji, tidak memandang
itu siapa dan siapa, semuanya sama, pakaiannya sama dan peraturan dan hukumnya
sama. Semua itu adalah cerminan dari keadilan Tuhan. Mengelola
negara dengan prinsip keadilan yang meliputi semua aspek, seperti keadilan
hukum, keadilan ekonomi, dan sebagainya, yang diikuti dengan tujuan untuk
kesejahteraan rakyat merupakan amanat setiap agama bagi para pemeluknya. Dalam
Islam di ajarkan agar pemimpin negara memperhatikan kesejahteraan rakyatnya,
dan apabila menghukum mereka hendaklah dengan hukuman yang adil. (QS. Nisa: 58)
Lalu juga mengandung nilai untuk mengembangkan
perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan kegotong-royongan, bersikap adil, menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban, menghormati hak-hak orang lain, suka menolong orang lain, tidak
bersifat boros, tidak bergaya hidup mewah, tidak melakukan perbuatan yang
merugikan kepentingan umum, suka bekerja keras, dan menghargai hasil karya
orang lain.
Comments
Post a Comment